Sejarah Singkat Munculnya Film Dunia
Pada tahun 1914, beberapa industri film nasional didirikan. Saat ini, Eropa, Rusia, dan Skandinavia merupakan industri yang dominan; Amerika jauh lebih tidak penting. Film menjadi lebih panjang dan bercerita, atau narasi, menjadi bentuk yang dominan.
Karena semakin banyak orang membayar untuk menonton film, industri yang tumbuh di sekitar mereka bersiap untuk menginvestasikan lebih banyak uang dalam produksi, distribusi, dan pameran mereka, sehingga studio besar didirikan dan bioskop khusus dibangun. Perang Dunia Pertama sangat memengaruhi industri film di Eropa, dan industri Amerika tumbuh relatif penting.
30 tahun pertama sinema ditandai dengan pertumbuhan dan konsolidasi basis industri, pembentukan bentuk naratif, dan penyempurnaan teknologi.
Perkembangan Warna Pada Film
Warna pertama kali ditambahkan ke film hitam-putih melalui pewarnaan tangan, tinting, toning dan stensil.
Pada tahun 1906, prinsip-prinsip pemisahan warna digunakan untuk menghasilkan apa yang disebut gambar bergerak 'warna alami' dengan proses British Kinemacolor, yang pertama kali disajikan kepada publik pada tahun 1909.
Kinemacolor terutama digunakan untuk film dokumenter (atau 'aktualitas'), seperti epik With Our King and Queen Through India (juga dikenal sebagai The Delhi Durbar) tahun 1912, yang total durasinya lebih dari 2 jam.
Proses Technicolor awal dari tahun 1915 dan seterusnya tidak praktis dan mahal, dan warna tidak digunakan lebih luas sampai diperkenalkannya proses tiga warna pada tahun 1932. Proses ini digunakan untuk film seperti Gone With the Wind dan The Wizard of Oz (keduanya tahun 1939). ) di Hollywood dan A Matter of Life and Death (1946) di Inggris.
Masa Keemasan Film
Pada awal 1930-an, hampir semua film berdurasi panjang disajikan dengan suara yang disinkronkan dan, pada pertengahan 1930-an, beberapa film juga berwarna penuh. Munculnya suara mengamankan peran dominan industri Amerika dan memunculkan apa yang disebut 'Zaman Keemasan Hollywood'.
Melansir Azhar Kang Backlink, selama tahun 1930-an dan 1940-an dunia sinema menjadi bentuk utama hiburan populer, dengan orang sering menonton bioskop dua kali seminggu. Bioskop 'super' yang berornamen atau 'istana gambar', menawarkan fasilitas tambahan seperti kafe dan ruang dansa, datang ke kota-kota; banyak dari mereka dapat menampung lebih dari 3.000 orang dalam satu auditorium.
Di Inggris, penonton terbanyak terjadi pada tahun 1946, dengan lebih dari 31 juta kunjungan ke bioskop setiap minggunya.
Munculnya Layanan Streaming Film
Baru pada era dimana teknologi berkembang sangat pesat dengan munculnya internet, film-film di dunia beriringan dengan mulai mempublish film-film mereka ke layanan streaming.
Hal ini memunculkan kontroversi karena beberapa anggapan mengenai bisnis dari layanan bioskop fisik, meski demikian perkembangan layanan streaming film seperti Netflix yang menjadi tempat nonton film tetap berjalan.
Beberapa layanan streaming pun menyediakan akses premium atau berbayar seperti layaknya Netflix, Amazon Prime, HBO dan lain sebagainya.